BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologi maupun psikologis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan
dasar manusia antara lain: 1). Penyakit yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya. 2). Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan
kebutuhan dasar karena adanya saling percaya. 3). Konsep diri, terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan
bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif
terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah,
mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga
lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya. 4). Tahap Perkembangan; Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai kebutuhan yang
berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual. (Nasrudin, 2010).
Ada beberapa ahli yang
menyebutkan tentang kebutuhan dasar diantaranya menuru A. Maslow dan Virginia
Henderson. Menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau
hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang
paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5
macam kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan
akan rasa aman), love and belonging needs(kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri),
dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri). (Nasrudin, 2010).
Virginia Henderson mengungkapkan
bahwa kesehatan berkaitan demgan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen
kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien. Adapun 14 komponen kebutuhan
dasar hidup tersebut meliputi : 1) Bernafas dengan normal, 2) Makan dan minum cukup 3) Pembuangan eliminassi tubuh 4) Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman 5) Tidur dan istirahat 6) Memilih pakaian pantas,
berpakaian dan menanggalkan pakaian 7) Mempertahankan suhu tubuh dalam
kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan 8) Menjaga kebersihan tubuh dan
memelihara kesehatan dan melindungi kuli 9) Menghindari bahaya
dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain 10) Komunikasi dengan orang lain
dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat 11) Beribadah menurut kepercayaan
seseorang 12) Bekerja sedemikian rupa sehingga
ada rasa pemenuhan akan kebutuhan 13) Kebutuhan bermain dan rekreasi 14) Belajar, menemukan atau
mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat
menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia. (Nasrudin, 2010).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang termasuk dalam kebutuhan
manusia ?
2.
Apa saja kebutuhan ibu selama persalinan ?
3.
Apa saja pemenuhan kebutuhan dasar ibu selama
persalinan ?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam
kebutuhan manusia.
2.
Untuk mengetahui kebutuhan ibu selama persalinan.
3.
Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar
ibu selama persalinan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut A. Maslow
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok /
utama yang bila tidak terpenuhi akan terjadi ketidaksinambungan. Misal kebutuhan O2, makan, minum seks
2.
Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan rasa aman misalnya proteksi
hukum, proteksi terhindar dari penyakit
3.
Kebutuhan dicintai dan mencintai
Kebutuhan dicintai dan mencintai
misalnya mendambakan kasih sayang dari orang-orang dekat, ingin dicintai dan
diterima oleh keluarga atau orang lain disekitarnya
4.
Kebutuhan harga diri
Kebutuhan harga diri misal ingin
dihargai menghargai, adanya respon dari orang lain, toleransi dalam hidup
berdampingan
5.
Kebutuhan aktualisasi
Kebutuhan aktualisasi misal ingin diakui
atau dipuja, ingin berhasil, ingin menonjol, atau ingin lebih dari orang lain
(Nasrudin, 2010).
2.2
Kebutuhan Ibu Selama
Persalinan
1. Kebutuhan Fisiologis
a. Oksigen
b. Makan dan minum
c. Istirahat selam tidak ada
his
d. Bersih badan terutama
genetalia
e. Hapus air Keil dan buang air
besar
f. Bantuan persalinan yang
terstandar
g. Penjahitan perineum bila
perlu
2. Kebutuhan rasa aman
a. Memilih tempat dan penolong
persalinan
b. Informasi tentang proses
persalinan atau tindakan yang akan dilakukan
c. Posisi tidur yang diinginkan
ibu
d. Pendampingan oleh keluarga
e. Pemantauan selama persalinan
f. Intervensi yang diperlukan
3. Kebutuhan dicintai dan
mencintai
a. Pendampingan oleh suami /
keluarga
b. Kontak fisik (memberi
sentuhan ringan)
c. Masase untuk mengurani rasa
sakit
d. Berbicara dengan suara yang
lemah, lembut, dan sopan
4. Kebutuhan harga diri
a. Merawat bayi sendiri dan
menetekinya
b. Asuhan kebidanan dengan
memperhatikan privacy ibu
c. Pelayanan yang bersifat
simpati dan empati
d. Informasi bila akn melakukan
tindakan
e. Memberikan pujian pada ibu
terhadap tindakan positif yang ibu lakukan
5. Kebutuhan aktualisasi diri
a. Memilih tempat dan penolong
sesuai keinginan
b. Memilih pendamping salama
persalinan
c. Bounding dan attachment
d. Ucapan selamat atas
kelahiran anaknya
(Anisa, 2012).
2.3
Kebutuhan dasar hidup untuk
memandirikan pasien
Virginia Henderson mengungkapkan
bahwa kesehatan berkaitan demgan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen
kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien. Adapun 14 komponen kebutuhan
dasar hidup tersebut meliputi (Anisa, 2012) :
1. Bernafas dengan normal
2. Makan dan minum cukup
3. Pembuangan eliminassi tubuh
4. Bergerak dan mempertahankan
posisi yang nyaman
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian pantas,
berpakaian dan menanggalkan pakaian
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam
kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan
8. Menjaga kebersihan tubuh dan
memelihara kesehatan dan melindungi kuli
9. Menghindari bahaya
dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain
10. Komunikasi dengan orang lain
dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat
11. Beribadah menurut kepercayaan
seseorang
12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa
pemenuhan akan kebutuhan
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
14. Belajar, menemukan atau mencukupi
keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan
fasilitas kesehatan yang tersedia.
2.4
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Ibu Selama Persalinan (Takiya, 2012)
1. Pemenuhan kebutuhan
fisiologis selama persalinan
a. Mengatur sirkulasi udara
dalam ruang
b. Memberi makan dan minum
c. Menganjurkan istirahat
diluar his
d. Menjaga kebersihan badan
terutama daerah genetalia (bila memungkinkan ibu disuruh untuk mandi atau membersihkan
daerah kemaluan)
e. Menganjurkan ibu untuk buang
air kecil atau buang air besar
f. Menolong persalinan sesuai standar
2. Pemenuhan kebutuhan rasa
aman
a. Memberi informasi tentang
proses persalinan atas tindakan yang akan dilakukan
b. Menghargai pilihan posisi
tidur
c. Menentukan pendampingan
selama persalinan
d. Melakukan pemantauan selam
persalinan
e. Melakukan tindakan sesuai
kebutuhan
3. Pemenuhan kebutuhan dicintai
dan mencintai
a. Menghormati pilihan
pendampingan selama persalinan
b. Melakukan kontak fisik atau
memberi sentuhan ringan
c. Melakuakn masase untuk
mengurangi rasa sakit
d. Melakukan pembicaraan dengan
suara lemah lembut dan sopan
4. Pemenuhan kebutuhan harga
diri
a. Mendengarkan keluhan ibu
dengan penuh perhatian atau menjadi pendengar yang baik.
b. Memberi asuhan dengan
memperhatikan privacy ibu
c. Memberi pelayanan dengan
empati
d. Memberitahukan pada ibu
setiap tindakan yang akan dilakukan
e. Memberi pujian pada ibu
terhadap tindakan positif yang telah dilakukan
5. Pemenuhan kebutuhan
aktualisasi
a. Memilih tempat dan penolong
persalinan sesuai keinginan
b. Menentukan pendamping selam
persalinan
c. Melakukan bounding dan
attachment
d. Memberi ucapan selamt
setelah persalinan selesai
2.5 Asuhan Sayang Ibu sebagai Kebutuhan Dasar dalam Persalinan
Adalah proses yang
fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan
keluarga. Penatalaksanaan yang
terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan
menghasilkan persalinan yang sehat dan
memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan
pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk (Takiya,
2012) :
a. Mendukung ibu dan keluarga
baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.
b. Mencegah membuat diagnosa
yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan komplikasi
selama persalinan dan kelahiran.
c. Merujuk ke fasilitas yang
lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.
d. Memberikan asuhan yang
akurat dengan meminimalkan intervensi.
e. Pencegahan infeksi yang aman
untuk memperkecil resiko.
f. Pemberitahuan kepada ibu dan
keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi
penyulit.
g. Memberikan asuhan bayi baru
lahir secara tepat.
h. Pemberian ASI sedini
mungkin. Kebutuhan dasar selama
persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan,
hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi.Asuhan yang sayang ibu ini akan
memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.
Menurut Takiya (2012), kebutuhan
dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan.
Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi.
Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama
persalinan dan kelahiran.
1.
Konsep Asuhan Sayang Ibu
Konsep Asuhan Sayang Ibu Konsep asuhan sayang ibu menurut
Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:
a. Asuhan yang aman berdasarkan
evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling
menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan
keinginan ibu.
b. Asuhan sayang ibu memberikan
rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya,
praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam
pengambilan keputusan.
c. Asuhan sayang ibu ketahui
bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu
intervensi tanpa adanya komplikasi.
d. Asuhan sayang ibu berpusat
pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
e.
Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan
memberitahu tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe Motherhood Intiative pada tahun
1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut
(Takiya, 2012) :
a.
Menawarkan adanya pendampingan saat
melahirkan untuk mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara
berkesinambungan.
b.
Memberi informasi mengenai praktek
kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
c.
Memberi asuhan yang peka dan responsif
dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
d. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin
untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu.
e. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang
jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan.
f. Tidak rutin menggunakan praktek dan
prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya,
seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena, menunda kebutuhan gizi,
merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.
g.
Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam
metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan.
h.
Mendorong semua ibu untuk memberi ASI
dan mengasuh bayinya secara mandiri.
i.
Menganjurkan tidak menyunat bayi baru
lahir jika bukan karena kewajiban agama.
j.
Berupaya untuk mempromosikan pemberian
ASI dengan baik.
2.
Prinsip Umum Sayang Ibu (Takiya, 2012)
Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai
berikut:
a.
Memahami bahwa kelahiran merupakan
proses alami dan fisiologis.
b.
Menggunakan cara-cara yang sederhana dan
tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi.
c.
Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta
dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
d.
Asuhan yang diberikan berpusat pada
ibu.
e.
Menjaga privasi serta kerahasiaan
ibu.
f.
Membantu ibu agar merasa aman, nyaman
dan didukung secara emosional.
g.
Memastikan ibu mendapat informasi,
penjelasan dan konseling yang cukup.
h.
Mendukung ibu dan keluarga untuk
berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
i.
Menghormati praktek-praktek adat dan
keyakinan agama.
j.
Memantau kesejahteraan fisik,
psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan
dan nifas.
k.
Memfokuskan perhatian pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
Kala I
Kala I adalah suatu kala
dimana dimulai dari timbulnya his sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu
adalah:
1. Memberikan dukungan emosional.
2. Pendampingan anggota
keluarga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya.
3. Menghargai keinginan ibu
untuk memilih pendamping selama persalinan.
4. Peran aktif anggota keluarga
selama persalinan
5. Mengatur posisi ibu sehingga
terasa nyaman.
6. Memberikan cairan nutrisi
dan hidrasi –
7. Memberikan keleluasaan untuk
menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan
8. Pencegahan infeksi
(Anisa, 2012)
Kala II
Kala II adalah kala dimana
dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu
adalah:
1. Pendampingan ibu selama
proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.
2. Keterlibatan anggota
keluarga dalam memberikan asuhan
3. Keterlibatan penolong
persalinan selama proses persalinan & kelahiran
4. Membuat hati ibu merasa
tenteram selama kala II persalinan - dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan
bantuan kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu mengejan
bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran - dengan cara memberikan kesempatan istirahat
sewaktu tidak ada his.
6. Mencukupi asupan makan dan
minum selama kala II.
7. Memberika rasa aman dan
nyaman
8. Pencegahan infeksi pada kala
II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
9. Membantu ibu mengosongkan
kandung kemih secara spontan.
10. (Anisa,
2012)
Kala III
Kala III adalah kala dimana
dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu
adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada
ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.
2. Memberitahukan setiap
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pencegahan infeksi pada kala
III.
4. Memantau kondisi ibu (tanda
vital, kontraksi, perdarahan).
5. Melakukan kolaborasi /
referensi bila terjadi kegawatdaruratan.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
dan hidrasi.
7.
Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.
(Anisa, 2012)
Kala IV
Adalah kala dimana 1-2 jam
setelah lahirnya plasenta. Asuhan
yang dapat dilakukan pada ibu adalah:
1. Memastikan tanda vital,
kontraksi uterus, perdarahan dalam kondisi normal.
2. Membantu ibu untuk berkemih.
3. Mengajarkan ibu dan
keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan massase uterus.
4. Menyelesaikan asuhan awal
untuk bayi baru lahir.
5. Mengajarkan ibu dan
keluarganya tentang tanda-tanda bahaya post partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari
vagina, pusing, lemas, penyulit dalammenyusui bayinya dan terjadi kontraksi
hebat.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
dan hidrasi.
7. Pendampingan pada ibu selama
kala IV
8. Nutrisi dan dukungan
emosional. yang saya inginkan
untuk keluarga saya yang sedang hamil? ".
(Anisa, 2012)
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain: 1). Penyakit yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya. 2). Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan
kebutuhan dasar karena adanya saling percaya. 3). Konsep diri, 4). Tahap Perkembangan.
3.2. Saran
Kami mengetahui makalah kami ini jauh dari
sempurna, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, maka dari itu, kritik
dan saran dari para dosen dan teman-teman sangat kami harapkan, agar
terciptanya makalah yang lebih baik di kemudian hari.
0 komentar:
Posting Komentar