Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DALAM KONTEKS PELAYANAN KEBIDANAN


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia, taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Konteks Pelayanan Kebidanan”. Kami berupaya menyajikan materi yang dapat membantu pembaca supaya dapat mengerti bagaimana kebutuhan dasar manusia dalam konteks pelayanan kebidanan.
Kami mengetahui makalah kami ini jauh dari sempurna, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, maka dari itu, kritik dan saran dari para dosen dan teman-teman sangat kami harapkan, agar terciptanya makalah yang lebih baik.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini. Harapan kami agar makalah ini dapat membantu para mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang kebutuhan dasar manusia dalam konteks pelayanan kebidanan  dan dapat bermanfaat bagi kita semua.


Palembang,   November 2012


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Dalam rangka mendukung visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan mempunyai beberapa misi, antara lain : memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, serta mendorong kemandirian masyarakat. (Fuadramadan, 2012).
Untuk itu perlu adanya kerjasama lintas program maupun lintas sektoral dalam mewujudkan tujuan diatas disesuaikan dengan cara pandang dan kebijakan bidang kesehatan. Salah satu unggulan dalam Indonesia Sehat 2010 adalah upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) baru lahir, yang perlu penyesuaian dan dijabarkan dalam beberapa kegiatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi baru lahir dalam pelayanan kebidanan.  Dalam hal ini pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga bidan. (Suci, 2012).
Bidan sebagai salah satu tenaga utama dalam percepatan penurunan AKI & AKB baru lahir. dituntut untuk mengantisipasi perubahan tersebut, sehingga pelayanan yang diberikan lebih bermutu, optimal dan mencapai tujuan yang diharapkan. (Suci, 2012).
Seiring perkembangan dunia medis yang sedemikian pesatnya, maka pelayanan kebidanan dituntut untuk bisa mengikuti dan pengimbangi perkembangan pelayanan medis dan kesehatan lainnya. Di sebagian besar pelayanan kesehatan yang seharusnya melaksanakan pelayanan dan asuhan kebidanan, masih terbatas pada pelaksanaan “kegiatan-kegiatan” yang belum memenuhi kaidah asuhan secara profesional yang bertanggung gugat. Begitu rumitnya masalah yang dihadapi sehingga sukar menentukan titik masuk untuk mengadakan perubahan yang strategis dan bermakna. Kalaupun ada upaya untuk membenahi, pada umumnya masih bersifat insidentil, kurang terarah, terfagmantasi dan berjangka pendek yang bahkan justru dapat merugikan perkembangan pelayanan kebidanan itu sendiri. (Fuadramadan, 2012).


1.2         Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang termasuk kebutuhan dasar manusia ?
2.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia ?
3.      Apa saja kebutuhan dasar manusia dalam konteks pelayanan    kebidanan ?

1.3         Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kebutuhan dasar manusia ?
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia ?
3.      Untuk mengetahui apa saja kebutuhan dasar manusia dalam konteks pelayanan    kebidanan ?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Kebutuhan Dasar Manusia
Abraham Maslow (1970) mengembangkan teori Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) yang terdiri dari 5 kategori yaitu :
1.      Kebutuhan fisiologis (Physiologic needs)
a.       Oksigen dan pertukaran gas
b.      Cairan
c.       Makanan
d.      Eliminasi
e.       Istirahat dan tidur
f.       Aktifitas
g.      Keseimbangan temperatur tubuh
h.      Sex
2.      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs)
a.       Kebutuhan akan perlindungan dari udara, dingin, panas, kecelakaan, infeksi
b.      Bebas dari ketakutan, kecemasan
3.      Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (love and belonging needs)
a.       Memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahahatan
b.      Mendapat tempat dalam keluarga dan kelompok social
4.      Kebutuhan harga diri (self-esteem needs)
Perasaan tidak tergantung, kompeten, respek terhadap diri sendiri dan orang lain
5.      Kebutuhan perwujudan diri (need for self actualization)
Dapat mengenal diri dengan baik tidak emosional, punya dedikasi tinggi, kreatif, percaya diri dan sebagainya
 (Fuadramadan, 2012).



2.2         Faktor- faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia,     yaitu    (Fuadramadan, 2012) :
1.     Penyakit. 
Jika dalam keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2.     Hubungan keluarga. 
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
3.     Konsep diri. 
Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya
4.     Tahap perkembangan. 
Setiap tahap perkembangan manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.

2.3         Peran  Bidan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai berikut (Vioren, 2012) :
a.    Pelaksanaan Asuhan dan Pelayanan kebidanan
Bidan dapat bekerja mandiri melakukan pelayanan kebidanan primer sesuai dengan wewenangnya dan menentukan perlunya dilakukan rujukan. Disamping itu perannyaa didalam pelayanan kolaboratif sebagai mitra dalam pelayanan medis terhadap ibu, bayi dan anak dan sebagai anggota tim kesehatan dalam pelayanan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan / masaalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat). Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan kesehatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan keluarganyadengan menumbuhkan rasa percaya diri. Pelaksanaan kebidanan merupakan baguan integral dan pelayanan kesehatan, yang difokuskan pada pelayanan kesehatan wanita dalam siklus reproduksi, bayi baru lahir dan balita untuk mewujudkan kesehatan keluarga sehingga tersedia Sumber Daya manusia (SDM) yang berkualitas di masa depan. Sebagai pelaksanaan, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan.
b.    Peran Sebagai Pengelola
Bidan memimpin mengkoordinasi pelayanan kebidanan sesuai dengan wwewenangnya didalam tim, unit pelayanan RS, Puskesmas, klinik bersalin, praktek bidan, dan pokok bersalin.
c.     Peran Sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing leader.
Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.

d.    Melatih dan membimbing leader
Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.
e.     Peran Sebagai Peneliti/lnvertigator
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok.

2.4         Fungsi Bidan
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan adalah sebagai berikut.
1.      Fungsi Pelaksana.
2.      Fungsi Pengelola
3.      Fungsi Pendidik
4.      Fungsi Peneliti
(Vioren, 2012)
2.5         Tugas Mandiri Bidan
Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
1.    Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
2.    Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka sebagai klien.
3.    Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal,
4.    Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga.
5.    Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6.    Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga.
7.    Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana.
8.    Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause.
9.    Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga
(Vioren, 2012)
2.6         Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan. (Vioren, 2012)
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
(Vioren, 2012)
Pelayanan Kebidanan terbagi menjadi 3 jenis :
1.      Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
2.      Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3.      Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
(Vioren, 2012)
2.7          Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong. (Vioren, 2012)
Agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bidan harus dapat melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat. Komunikasi tersebut melibatkan lebih banyak proses mendengarkan dan pada proses berbicara, merupakan suatu proses interaksi yang tetap yang ditujukan untuk suatu kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk pengetahuan dan tanggung jawab orang-orang yang terlibat didalamnya (Vioren, 2012)
Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan memperlihatkan pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini dapat membuat masyarakat mau mengambil keputusan sendiri dan mengusulkan ide-idenya. Bebrapa hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi kepada masyarakat adalah sebagai berikut :
1.       Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak menyela
2.       Jangan meneruskan kaliamt mereka/mengantisipasi apa yang sedang mereka ucapkan
3.       Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas
4.       Lebih baik membicarakan sesuatu dengna cara tatp muka, daripada berkomunikasi secara tertulis.
(Vioren, 2012)
 Ada 3 jenis pendekatan :
1.       Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah, melalui proposal program kepada instansi yang berwenang. Contoh : pengasapan pada kasus DBD
2.       General Content objective
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu. Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
3.       Proses Objective approach
Masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan. Contoh : kader
(Vioren, 2012)


BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miliki.
Pelayanan yang berorentasi pada kebutuhan masyarakat adalah proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong.

3.2.    Saran
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun tentang kebutuhan dasar manusia dalam konteks pelayanan kebidanan.



DAFTAR PUSTAKA

Vioren. 2012.  Pelayanan kebidanan. http://viorenshaflody.blogspot.com
Suci. 2012.  Konsep kebidanan. http://sisucilagisukangeblog.blogspot.com
Fuadramadan. 2012.  Kebutuhan Dasar Manusia. http://fuadramadan.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar